• Sat. Dec 21st, 2024

Manfaat Nikel di Pulau Obi dalam Kehidupan Sehari-hari

ByPrasetyo

Dec 17, 2022

Indonesia dikenal dengan sumber daya alamnya yang melimpah ruah. Di awal tahun 2020 lalu, berita tentang kebijakan pemerintah Indonesia yang melarang ekspor komoditas bijih nikel ke luar negeri sempat heboh.

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil bijih nikel terbesar di dunia. Nikel merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui. Lokasi daerah penghasil nikel di Indonesia cukup banyak. Sebagian besar lokasinya berada di wilayah Indonesia timur

Kebijakan pemerintah mengenai ekspor komoditas bijih nikel bertujuan agar Indonesia bisa mengekspor komoditas ini sebagai produk yang bernilai lebih tinggi. Hal tersebut menuai banyak pro dan kontra dari berbagai pihak.

Nikel sebagai unsur logam di alam bebas merupakan komoditas berharga yang penting untuk menunjang kehidupan manusia. Nikel dapat dikategorikan sebagai salah satu unsur logam yang berkaitan erat dengan kebutuhan masyarakat modern.

Nikel sendiri merupakan salah satu hasil tambang berupa logam putih keperakan yang digunakan sebagai bahan campuran untuk meminimalisasi korosi. Sebagai bahan campuran, nikel merupakan salah satu unsur yang paling melimpah persediaannya.

Namun, sebagian besar nikel berada di inti bumi yang letaknya lebih dari 1.800 mil di bawah permukaan bumi. Bahan tambang berwarna putih keperakan yang satu ini kerap digunakan untuk membuat baja tahan karat.

Nikel juga digunakan sebagai campuran bahan lain agar lebih kuat menahan suhu ekstrim. Nikel diketahui memiliki sifat karsinogenik yang dapat menimbulkan risiko keracunan dan penyakit kanker.

Sifat karsinogenik pada nikel membutuhkan tindakan pencegahan khusus untuk memastikan keselamatan orang yang bekerja dan bersentuhan langsung dengan senyawa ini. Nikel merupakan mineral tambang yang ditemukan pada tahun 1751 oleh Cronstedt.

Mineral tambang yang satu ini meski tergolong bahan yang keras, tetapi bisa dibentuk. Pada awal penemuannya, nikel yang diberi nama kupfernickel atau nikolit dianggap sebagai logam pengotor tembaga.

Para peneliti berhasil mengungkap manfaat nikel sebagai logam berharga melalui kemajuan teknologi yang terus berkembang. Nikel dengan lambang kimia Ni dalam kondisi murni bertekstur lembek.

Nikel bertekstur lembek ini biasanya dipadukan dengan krom dan besi yang akan menciptakan baja tahan karat atau stainless steel. Baja tahan karat tersebut dapat dibuat dengan kuat dan ringan untuk kebutuhan hidup manusia sehari-hari.

Nikel yang kerap dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari berasal dari sisa-sisa tumbuhan atau makhluk hidup yang terkubur selama jutaan tahun. Nikel sebagai hasil pertambangan yang termasuk dalam kategori logam memiliki struktur mudah ditempa.

Bijih nikel terbentuk dari endapan nikel laterit yang terjadi akibat pelapukan batuan ultramafik. Secara umum, nikel laterit biasa ditemukan di daerah tropis dengan iklim yang mendukung terjadinya pelapukan.

Harita Nickel Perusahaan Tambang Nikel di Pulau Obi

Terdapat beberapa daerah penghasil bijih nikel di Indonesia, seperti Pulau Obi. Perusahaan nikel yang beroperasi di Pulau Obi yakni Harita Nickel menjadi salah satu perusahaan nikel terbesar di dunia.

Harita Nickel belum akan melantai di bursa efek meskipun secara bisnis sudah mulai mapan untuk produksi feronikel. Saat ini, tambang nikel di pulau Obi milik Harita Nickel sudah dijadikan proyek strategis nasional (PSN).

Kawasan Berikat Harita Nickel ini hadir di Malut dan semoga akan terus berlanjut ke kawasan berikat lainnya. Kehadiran kawasan berikat ini menunjukkan bahwa Malut adalah tempat untuk investasi. Kami siap memberi kemudahan-kemudahan kepada investasi yang baik. Ini tidak boleh terhenti sampai di sini dan harus memicu investasi lainnya.

Harita Nickel selama ini telah menanam lebih dari 10 ribu mangrove di daerah pesisir Desa Soligi, melalui kerja sama dengan Universitas Khairun. Serta melibatkan pemuda dan remaja desa setempat, dalam pelaksanaan dan perawatannya.

Secara bertahap, Harita menempatkan terumbu buatan di perairan dekat wilayah operasional, dengan menggunakan Kubus Berongga sebanyak 1.000 buah. Reklamasi dan penghijauan pun dilakukan tanpa menunggu operasional berakhir.